Selasa, 28 Januari 2014

Profil Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI)

 
Logo iai.jpg
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) didirikan di Bandung pada tanggal 17 September 1959 oleh tiga orang arsitek senior yaitu arsitek F.Silaban, arsitek Mohammad Soesilo, dan arsitek Lim Bwan Tjie, serta 18 arsitek muda lulusan pertama Jurusan Arsitektur ITB tahun 1958 dan tahun 1959.  Tujuan, cita-cita, konsep Anggaran Dasar dan dasar-dasar pendirian persatuan arsitek murni tertuang dalam okumen pendirian berjudul “Menuju Dunia Arsitektur Indonesia yang Sehat”.

Terdorong oleh keyakinan bahwa persatuan yang erat antara arsitek murni dapat mempertinggi mutu arsitektur di Indonesia. Maksud dan tujuan pendirian IAI antara lain melakukan kerja sama dengan berbagai pihak termasuk masyarakat pengguna arsitek, meningkatkan hak dan tanggung jawab arsitek serta memelihara rasa tanggung jawab para arsitek dalam melakukan tugasnya.


Awal kehidupan organisasi IAI memang penuh dengan perjuangan berat. Dunia industri konstruksi dan kehidupan profesionalisme pun belum memungkinkan untuk berkembang. Sistim imbalan jasa (honorarium) arsitek belum mantap. Kehidupan ekonomi dan politik yang jauh dari stabil, inflasi yang melonjak, kegiatan pembangunan swasta yang menurun drastis, semuanya itu berdampak pula pada kegiatan kepengurusan. Sehingga belum memungkinkan terciptanya peningkatan kemantapan kehidupan profesi arsitek sebagaimana yang diharapkan.

Sejarah perkembangan terbentuknya cabang pertama IAI yaitu IAI DKI Jakarta tidak terlepas pada keinginan pemindahan kantor IAI pusat dari Bandung ke Jakarta. Keinginan ini di prakarsai antara lain oleh arsitek Hatmadi Pinandoyo, arsitek Azhar, arsitek Soenaryo Sosro, arsitek Han Awal, arsitek Adhi Moersid, arsitek Soejoedi Wiryoatmodjo, arsitek Soewondo Bismo Soetedjo dan arsitek Darmawan Prawirohardjo Prawirohardjo. Akhirnya IAI DKI Jakarta berdiri secara resmi pada tanggal 4 Februari 1969 dan menetapkan arsitek Hatmadi Pinandoyo sebagai Ketua dan arsitek Azhar sebagai Sekretaris.

Dengan alasan untuk meningkatkan dan mempelancar upaya dalam mencapai tujuan IAI dituntut keberadaan kepengurusan dan kantor Sekretariat IAI Pusat berada di Ibukota Republik Indonesia dan berdekatan dengan kementerian yang bertalian pada saat itu seperti Pekerjaan Umum, Pendidikan dan Kebudayaan. Serta perkembangan jumlah anggota yang lebih banyak di Jakarta sehingga memerlukan kegiatan - kegiatan yang sepadan dan kemudahan-kemudahan lainnya.

Maka pada Kongres pertama IAI yang di selenggarakan Pengurus Nasional IAI dan IAI DKI Jakarta sebagai panitia pelaksana. Kongres yang diadakan di Gedung Budi Utomo (ex Stovia) di Jakarta yang historis, akhirnya memilih arsitek Darmawan Prawirohardjo sebegai Ketua Umum Pengurus Nasional IAI. Kemudian kantor pusat IAI di Bandung secara resmi pindah ke Jakarta pada tahun 1974.

sumber : http://www.iai-jakarta.org/?scr=02.01&selectLanguage=1

kritik arsitektur : Kritik Impresionis



Kritik impressionis menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya keseniannya.  Jadi kritik ini berhubungan dengan karya seni. Menggunakan figur atau bentuk bangunan lain sebagai bahan kritikan yang isinya bersifat nilai seni.

Kritik Impresionistik dapat berbentuk :
• Verbal Discourse : Narasi verbal puisi atau prosa
• Caligramme : Paduan kata membentuk silhouette
• Painting : Lukisan
• Photo image : Imagi foto
• Modification of Building : Modifikasi bangunan
• Cartoon : Focus pada bagian bangunan
sebagai lelucon

contoh beberapa kritik Impresionistik :

Caligrame

 

Jadi pada caligrame ini si kritikus mengkritisi bangunan dengan cara menulis pendapat atau pandangannya dan dibentuk siluet bangunan.
 

Photo image


Jadi pada photo image ini si penulis ingin mengkritisis bangunan melalui sebuah foto. Contoh disamping misalnya si pengkritik ingin meceritakan kesederhanaan bangunan tersebut.. 

CARTOON 

 
sumber : www.jazjaz.net
Jadi pada cartoon ini si penulis ingin mengkritisis bangunan melalui sebuah gambar karikatur yang isinya komentar bangunan dengan gambar lelucon.

 
keuntungan kritik impresionis

• Menggugah imaji tentang fakta menjadi lebih bermakna
Dengan cepat membuat pengamat menduga-duga sesuatu yang lain lebih dari sekadar sebuah bangunan fisik

• Menggiring pengamat untuk lebih seksama melihat sebuah  karya seni

• Membuat lingkungan lebih terlihat dan mudah diingat

Kerugian kritik impresionis
a. Kritik seolah tidak berkait dengan arsitektur

b. Interpretasi menjadi lebih luas dan masuk dalam wilayah bidang ilmu lain

c  Pesan perbaikan dalam arsitektur tidak tampak secara langsung

d. Menghasikan satu interpretasi yang bias tentang hakikat arsitektur.