Minggu, 06 Juli 2014

A. Pendahuluan : Sejarah Awal Masjid Cut Meutia, Gondangdia, Menteng, Jakarta


         Masjid Cut Mutiah adalah salah satu masjid yang terletak di Jalan Cut Mutiah Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat, Indonesia Bangunan masjid ini merupakan salah satu peninggalan sejarah dari zaman penjajahan kolonial Belanda. Masjid ini memiliki keunikan tersendiri dan kemungkinan tidak terdapat di masjid-masjid lainnya. Salah satu keunikannya, mihrab dari masjid ini diletakkan di samping kiri dari saf salat (tidak di tengah seperti lazimnya). Selain itu posisi safnya juga terletak miring terhadap bangunan masjidnya sendiri karena bangunan masjid tidak tepat mengarah kiblat.

Gambar 1. Masjid Cut Meutia
Sumber : detiktravel.com

Masjid ini terletak di daerah Gondangdia. Dahulu Menteng berkembang bersama Gondangdia. Keduanya memang dikembangkan untuk kalangan berada orang Belanda. Pemerintah kota membeli tanah dari tuan tanah kemudian merencanakan dan membangun jaringan jalan dan vila-vila. Untuk kepentingan ini dibentuk De Bouwploeg (“kelompok membangun”, sekarang disebut Boplo) dengan tujuan memberikan jasa bagi orang-orang kaya Belanda yang ingin memiliki rumah mewah di Menteng atau Gondangdia. De Bouwploeg mempunyai kantor sendiri yang sekarang menjadi masjid Cut Meutia. Bangunan kantor biro arsitek (sekaligus pengembang) N.V. (Naamloze vennootschap, atau Perseroan terbatas Bouwploeg, dirancang oleh Pieter Adriaan Jacobus Moojen (1879 - 1955) yang membangun wilayah Gondangdia di Menteng

Gambar 2. Tampak Bangunan N.V Bouwploeg (sekarang masjid Cut Meutia) tahun 1910
Sumber : forum.detik.com

Gambar 3. Tampak Bangunan N.V Bouwploeg (sekarang masjid Cut Meutia) tahun 1910
Sumber : forum.detik.com



                                         
Gambar 4. P.A.J. (Pieter Adriaan Jacobus) Moojen
architect (Kloetinge 1879 - 1955) yang membangun wilayah Gondangdia di Menteng
Sumber : http://collectie.tropenmuseum.nl 

           Gambar 5. Tahap Pembangunan N.V Bouwploeg (sekarang masjid Cut Meutia)
         Sumber : forum.detik.com

Sebelum difungsikan sebagai mesjid sebagaimana sekarang, bangunan ini pernah digunakan sebagai kantor pos, kantor Jawatan Kereta Api Belanda dan kantor Kempetai Angkatan Laut Jepang (1942 - 1945). Setelah Indonesia merdeka, ia pernah dipergunakan sebagai kantor Urusan Perumahan, hingga Kantor Urusan Agama (1964 - 1970). Dan baru pada zaman pemerintahan Gubernur Ali Sadikin diresmikan sebagai masjid tingkat provinsi dengan surat keputusan nomor SK 5184/1987 tanggal 18 Agustus 1987

Awalnya masjid ini bernama Yayasan Masjid Al-Jihad yang didirikan oleh eksponen '66 seperti Akbar Tanjung dan Fahmi Idris. Pada kurun waktu orde lama, gedung ini juga pernah dijadikan gedung sekretariat MPRS.Nama Bouwploeg sendiri kini masih tersisa dalam ingatan sebagai nama Pasar Boplo di barat stasiun kereta api Gondangdia.
Sumber :Wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar