Senin, 07 Juli 2014

C. GAMBARAN KAWASAN DAN BANGUNAN MASJID CUT MEUTIA



1.Gambaran Kawasan Masjid
      Masjid ini terletak di kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakata Pusat. Masjid ini    merupakan salah satu bangunan cagar budaya didaerah kawasan menteng.
Beberapa bangunan sekitar lokasi :

Masjid ini memiliki halaman yang cukup luas ditambah terdapat taman cut meutia dibelakang masjid. Karena mengalami pergeseran  fungsi, maka terdapat perubahan pada gedung tetapi tetap mempertahankan keaslian bentuk awal. Berikut gambaran lingkungan masjid :

                                       
Parkir dan taman ini terkadang bisa difungsikan sebagai tempat solat para jamaah jika didalam bangunan sudah penuh terutama untuk solat Jum’at dan solat Hari Raya. Selain itu, para pedagangan asongan kerap kali memenuhi parkiran dan taman jika ada acara pada masjid.

2.    Langgam Arsitektur Masjid Cut Meutia
Jika dilihat dari fasad dan bentuk bangunan, Masjid ini memiliki gaya arsitektur Niuwe Bouwen. Akihary (dalam Handinoto, 1996: 237-238) menggunakan istilah gaya bangunan sesudah tahun 1920-an dengan nama Niuwe Bouwen yang merupakan penganut dari aliran International Style. Seperti halnya arsitektur barat lain yang diimpor, maka penerapannya disini selalu disesuaikan dengan iklim serta tingkat teknologi setempat. Wujud umum dari dari penampilan arsitektur Niuwe Bouwen ini menurut formalnya berwarna putih, atap datar, menggunakan gevel horizontal dan volume bangunan yang berbentuk kubus


Gaya ini (Niuwe Bouwen/ New Building) adalah sebuah istilah untuk beberapa arsitektur internasional dan perencanaan inovasi radikal dari periode 1915 hingga sekitar tahun 1960. Gaya ini dianggap sebagai pelopor dari International Style. Istilah “Nieuwe Bouwen” ini diciptakan pada tahun dua puluhan dan digunakan untuk arsitektur modern pada periode ini di Jerman, Belanda dan Perancis. Arsitek Nieuwe Bouwen nasional dan regional menolak tradisi dan pamer dan penampilan. Dia ingin yang baru, bersih, berdasarkan bahasa desain sederhana, dan tanpa hiasan. 

Karakteristik Nieuwe Bouwen meliputi:
a) Transparansi, ruang, cahaya dan udara. Hal ini dicapai melalui penggunaan bahan-bahan modern dan metode konstruksi.
b) Simetris dan pengulangan yaitu keseimbangan antara bagian-bagian yang tidak setara.
c) Penggunaan warna bukan sebagai hiasan namun sebagai sarana ekspresi.

Beberapa elemen pada arsitektur kolonial belanda di Indonesia :
Elemen-elemen bangunan bercorak Belanda yang banyak digunakan dalam arsitektur kolonial Hindia Belanda (Handinoto, 1996:165-178)  antara lain: a) gevel (gable) pada tampak depan bangunan; b) tower; c) dormer; d) windwijzer (penunjuk angin); e) nok acroterie (hiasan puncak atap); f) geveltoppen (hiasan kemuncak atap depan); g) ragam hias pada tubuh bangunan; dan  h) balustrade.

Bangunan ini memiliki karakteristik tersebut walaupun pada akhirnya arsitek Belanda menyesuaikan dengan iklim setempat dan lahirlah Indhisce Style. ada beberapa ciri yaitu ;

Referensi:
Handinoto. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya 1870-1940. Diterbitkan atas Kerja Sama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Petra Surabaya dan Penerbit Andi. Yogyakarta: Andi Offset
Sumalyo, Yulianto. 1995.  Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

http://nl.wikipedia.org/wiki/Nieuwe_Bouwen) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar